SELAMAT DATANG DI SITUS RESMI XII IPA 2 ANGKATAN 9 SMA PANGUDI LUHUR II SERVASIUS

Kamis, 09 Desember 2010

9 hal yang tidak pernah kitaq syukuri

(Inspirasi Natal) 9 Keajaiban Dunia ataukah 9 Keajaiban Tuhan?

Beberapa minggu sebelum Natal, dalam sebuah kelas sekolah Minggu di pelayanan gereja saya, salah seorang anak menghampiri saya dan bertanya, “Kak, bolehkah kakak membantu saya menuliskan 9 keajaiban dunia yang kakak tahu?” Dengan mengambil sebuah kertas, saya menuliskan jawabannya. Yang saya ingat dalam kertas yang saya tulis itu adalah Piramid di Mesir, Taj Mahal di India, Taman Gantung di Babel, Menara Pizza, Candi Borobudur, Basilika St. Petrus, Gedung Empire State Building, Terusan Panama dan Tembok Besar Cina. Dengan polosnya, anak itu berkata lagi, “Kak pintar ya, bisa tahu semuanya!”
Kata-kata anak itu seakan menjadi kritikan untuk diri saya sendiri. Kok bisa ya, saya tahu dan menghafal semua keajaiban dunia, namun lupa dengan kejaiban Tuhan yang saya dapatkan setiap hari. Kini, jika ditanya lagi, apakah keajaiban itu ? Maka saya akan menulis kira-kira begini, 9 keajaiban yang Tuhan buat bagi saya adalah:
Bernafas
Ini adalah keajaiban pertama yang menurut saya tiada bandingannya di dunia ini. Kecanggihan teknologi oleh manusia boleh saja menciptakan cloning, namun tiada seorang pun yang mampu memberikan nafas kehidupan. Makanya pentingnya ucapan syukur. Di saat bangun pagi, seberapa banyak dari kita yang membuka tangan, membuka mata melihat indahnya pagi dan berkata, “Terima kasih Tuhan untuk nafas baru yang Engkau berikan!” Mungkin disaat yang sama, ada sebagian orang yang masih bergumul dengan tabung-tabung oksigen di rumah sakit, dan tentu saja tabung-tabung oksigen itu tidak gratis. Tapi nafas hidup dari Tuhan adalah keajaiban luar biasa plus gratis.
Melihat
Keajaiban kedua dari Tuhan yang luar biasa lewat sepasang mata . Taj Mahal mungkin dapt dibangun dengan megahnya, candi Borobudur terlihat eksotik dan Basilika St. Petrus terlihat agung, namun tanpa keajaiban melihat dari Tuhan, adakah kemegahan, keindahan, eskotik dan agung disana? Keajaiban Tuhan lewat sepasang mata, agar kita juga mampu melihat realitas dunia ini jauh melebihi kemegahan sebuah bangunan.
Mendengar
Keajaiban ketiga untuk hidup kita lewat sepasang telinga. Bethoven boleh menciptakan simphoni yang indah namun tanpa telinga untuk mendengar, adakah itu disebut indah? Mariah Carey mungkin dapat bernyanyi dengan syahdu, namun adakah kita dapat katakan itu syahdu tanpa telinga untuk mendengar? Tuhan juga memberikan kita sepasang telinga, bukan satu, agar kita siap untuk dipuji juga untuk dikritik.

Mengucap
Keajaiban ke empat dari Tuhan, yaitu mulut. Mulut untuk berkata-kata, mengucap. Namun dari mulut ini, apakkah yang paling banyak kita keluarkan? Syukur atau umpatan? Memuji atau menjelekkan? Menenangkan atau membuat keributan? Menjadi berkat ataukah masalah? Tuhan sudah memberikan cuma-cuma, tergantung kita yang menggunakannya.
Mengecap
Keajaiban ke lima yang masih berhubungan dengan mulut yaitu lidah untuk mengecap. Manis, asam, asin, pahit, tawar kalau tanpa lidah, mungkin makanan dan minuman yang masuk kedalam tubuh kita tiada rasanya. Lidah juga membawa orang pada dua hal, kebaikan atau kejahatan. Seperti kata pepatah, lidah lebih tajam daripada pedang. Tajam untuk mengkritik dan memfitnah namun lembut untuk memberi kedamaian.
Mengerjakan
Keajaiban ke enam buat hidup kita lewat sepasang tangan. Apa yang dapat kita kerjakan tanpa sepasang tangan? Tembok Besar di China tanpa ribuan tangan yang mengerjakan, mungkin tidak akan menjadi sebuah keajaiban dunia. Tanpa tangan pula, mungkin saya tidak dapat mengetik tulisan ini untuk anda baca. Namun, kadang-kadang tangan ini juga yang akhirnya membawa kita untuk mengerjakan hal yang baik ataukah hal buruk. Tergantung kita, mau memfungsikan tangan kita sebagai sarana apa? sarana yang mengahasilkan keuntungan ataukah kerugian, kebenaran ataukah kesalahan? Kesuksesan ataukah kegagalan?
Melangkah
Keajaiban ke tujuh lewat sepasang kaki. Bayangkan, tanpa kaki untuk melangkah, apa yang dapat kita perbuat? Jika tanpa kaki, dapatkah kita ke kantor, ke sekolah, ke gereja, ke masjid dan kemanapun tujuan kita? Tuhan memberikan kita sepasang kaki, agar kita melangkah pasti menuju masa depan yang lebih baik, namun, kadang-kadang kita melangkahkan kaki kita ke arah yang tidak sesuai tujuan bukan? Dan itu adalah sia-sia. Ingat, setiap hidup kita adalah digerakan untuk sebuah tujuan masing-masing.
Berpikir
Kejaiban ke delapan oleh Tuhan lewat otak kita. Inilah sumber segala apa yang akan kita lakukan. Tangan boleh menulis tapi tanpa sebuah ide di otak kita, adakah itu terealisasi? Kaki boleh melangkah, namun tanpa otak yang berpikir, kemana tujuannya, adakah kita dapat mencapainya? Lidah boleh mengecap, namun tanpa otak yang berpikir, makanan apa yang akan dimakan, tiada artinya juga bukan? Bersyukurlah untuk keajaiban kedelapan ini.
Mengasihi
Keajaiban terakhir yang menurut saya sangat berperan vital. Kita boleh saja pintar, sukses, kaya, tekenal dan segudang prestasi. Namun adakah itu berarti jika kita tidak bisa menolong, mengampuni, rukun, damai dengan orang lain? Inilah hebatnya Tuhan, memberikan kita sebuah hati untuk menjadi filter setiap keputusan dalam hidup kita. Otak boleh berpikir sebuah kejahatan, namun Tuhan memberikan hati kita untuk mengambil sebuah keputusan menolaknya. Hati nurani untuk sebuah kebenaran dan keadilan.
Inilah 9 keajaiban Tuhan yang saya rasakan. Terserah, mungkin anda punya pendapat berbeda dan bisa saja anda mengalami keajaiban Tuhan, lebih banyak lagi bukan cuma 9. Yang pasti, jangan sampai dengan mudahnya kita mengingat karya “ajaib” perbuatan manusia namun lupa dengan karya ajaib Tuhan dalam hidup kita yang kita rasakan setiap hari.
Selamat merayakan Natal. Damai di bumi, damai di hati.
(Manado 24/12/09)

dari : http://filsafat.kompasiana.com/2009/12/24/inspirasi-natal-9-keajaiban-dunia-ataukah-9-keajaiban-tuhan/

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

Chat Box